| |

Kronologi Sejarah Palestina dan Israel, Siapa yang Memulai Perang?

Sejarah Palestina dan Israel adalah persoalan yang sangat rumit. Namun, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang masalah tersebut dengan memahami kronologi sejarah terkait ini.

Kronologi-Sejarah-Palestina-dan-Israel,-Siapa-yang-Memulai-Perang

Palestina dan Israel telah merengut banyak nyawa dan membuat jutaan warga mengungsi, Kejadian ini kerena siapa, konflik Palestina dan Isreal karena apa? Jadi siapa yang mulai perang? Dalam panduan ini Ceritayoo akan menjelajahi sekilas Kronologi Sejarah Palestina dan Israel berikut ini.

Sejarah Palestina dan Israel

Sejarah konflik Palestina-Israel dimulai pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 dengan munculnya gerakan Zionisme yang bertujuan untuk membangun tanah air Yahudi di Palestina. Pada tahun 1917, Menteri Luar Negeri Inggris saat itu, Arthur Balfour. Mengeluarkan deklarasi yang mendukung berdirinya “rumah nasional” bagi orang-orang Yahudi di Palestina1.

Pada tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan keputusan untuk membagi Palestina menjadi dua negara terpisah. Satu bagi orang-orang Yahudi dan satu bagi orang-orang Arab Palestina Namun, keputusan ini tidak diterima dengan baik oleh semua pihak, dan perang pecah pada tahun 1948 antara pasukan Yahudi dan pasukan Arab Palestina. Perang ini mengakibatkan pembersihan etnis terhadap sejumlah besar penduduk Palestina, yang dikenal sebagai Nakba atau “bencana” dalam bahasa Arab2.

Perang-perang dan konflik terus berlanjut antara Israel dan negara-negara Arab, termasuk perang 6 Hari pada tahun 1967 dan Intifada Pertama pada tahun 1987. Pada tahun 1993, Israel dan Otoritas Palestina menandatangani Perjanjian Oslo yang bertujuan untuk mencapai perdamaian dan mengatur otonomi bagi Palestina, tetapi perjanjian ini tidak berhasil mencapai tujuannya2.

Konflik antara Palestina dan Israel masih berlanjut hingga saat ini. Serangan dan bentrokan terus terjadi antara kedua belah pihak, termasuk serangan Hamas ke Israel pada tahun 2021.

Deklarasi Balfour 1917 ‘Pendirian Rumah Nasional Yahudi’

Dalam deklarasi Balfour adalah sebuah pernyataan publik yang dikeluarkan oleh Pemerintah Inggris pada tahun 1917 selama Perang Dunia I. Ini mengumumkan dukungan Inggris terhadap pendirian “rumah nasional bagi bangsa Yahudi” di Palestina yang saat itu merupakan wilayah Kesultanan Utsmaniyah dengan populasi Yahudi minoritas. Surat ini ditujukan kepada Lionel Walter Rothschild, seorang tokoh komunitas Yahudi Inggris, dan dikenal sebagai Deklarasi Balfour.

Isi Deklarasi Balfour menyatakan bahwa pemerintah Inggris mendukung pendirian “rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina” dan akan melakukan upaya terbaik untuk memfasilitasi pencapaian tujuan ini, dengan memastikan tidak ada yang dilakukan yang akan merugikan hak-hak sipil dan agama komunitas non-Yahudi di Palestina, atau hak-hak dan status politik yang dinikmati oleh orang-orang Yahudi di negara lain mana pun.

Deklarasi Balfour memiliki dampak besar terhadap Palestina dan konflik antara Palestina dan Israel yang masih berlangsung hingga saat ini. Surat ini menjadi dasar bagi gerakan Zionisme dan imigrasi Yahudi ke Palestina, yang pada kemitraan meningkatkan ketegangan antara komunitas Yahudi dan Arab Palestina.

Baca Juga: Kisah Palestina yang Banyak Diceritakan dalam Al-Qur’an 

Pemberontakan Arab Tahun 1930-an

Dalam pemberontakan Arab pada tahun 1930-an merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Palestina dan Israel. Ini dipicu oleh ketegangan antara komunitas Arab Palestina dan imigran Yahudi serta kebijakan Inggris di wilayah tersebut.

Pada bulan April 1936, Komite Nasional Arab meminta warga Palestina untuk melancarkan pemogokan umum sebagai bentuk protes terhadap kolonialisme Inggris dan meningkatnya imigrasi Yahudi. Pemogokan umum ini berlangsung selama enam bulan dan ditindas secara brutal oleh Inggris. Inggris melancarkan kampanye penangkapan massal dan menyatukan rumah warga Arab.

Fase kedua pemberontakan terjadi pada akhir tahun 1937 yang dipimpin oleh gerakan perlawanan petani Palestina. Mereka menargetkan kepada kekuatan Inggris dan kolonialisme. Pemberontakan Arab tahun 1930-an merupakan salah satu peristiwa yang memperumit konflik antara Palestina dan Israel. Konflik ini terus berlanjut hingga saat ini dengan berbagai peristiwa dan perubahan dinamika.

Keputusan PBB Tahun 1947

Keputusan PBB tahun 1947 Merujuk pada Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) nomor 181 yang diterima pada tanggal 29 November 1947. Resolusi ini mencerminkan wilayah Palestina menjadi dua negara terpisah, yaitu satu negara Arab dan satu negara Yahudi. Keputusan ini diambil sebagai upaya untuk mengakhiri konflik antara komunitas Arab Palestina dan imigran Yahudi.

Resolusi 181 merekomendasikan Pembagian wilayah Palestina menjadi dua bagian, dengan Yerusalem dijadikan sebagai wilayah internasional yang dikelola secara internasional. Bagian negara Yahudi akan mencakup sekitar 56% wilayah Palestina, sementara bagian negara Arab akan mencakup sekitar 43% wilayah Palestina. Meskipun resolusi ini disetujui oleh PBB, namun ditolak oleh pihak Arab Palestina, yang merasa bahwa pembagian tersebut tidak adil dan tidak memperhatikan hak-hak mereka.

Keputusan PBB tahun 1947 menjadi salah satu titik awal konflik antara Palestina dan Israel. Setelah pengumuman resolusi ini, terjadi kekerasan dan pertempuran antara kedua belah pihak. Pada tahun 1948, negara Israel resmi didirikan, sementara negara Palestina tidak terbentuk. Hal ini memicu perang Arab-Israel 1948-1949, yang berakhir dengan kemenangan Israel dan pengusiran sejumlah besar warga Palestina dari tanah mereka.

Intifada Pertama Tahun 1987-1993 dan Berdirinya Hamas

Menurut penelusuran Cerita yoo, Intifada Pertama (1987-1993) adalah pemberontakan rakyat Palestina melawan pendudukan Israel di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur. Juga Intifada Pertama dimulai pada bulan Desember 1987 setelah empat warga Palestina tewas dalam sebuah insiden tabrakan antara truk Israel dan dua van yang membawa pekerja Palestina. Protes dan kekerasan meluas dengan pemuda Palestina melemparkan batu ke tank dan tentara Israel. Intifada Pertama juga menjadi awal munculnya gerakan Hamas, sebuah cabang dari Ikhwanul Muslimin yang terlibat dalam perlawanan bersenjata melawan pendudukan Israel.

Intifada Pertama berlangsung selama enam tahun dan menyebabkan banyak korban jiwa di kedua belah pihak. Selama periode ini, terjadi serangkaian serangan dan bentrokan antara warga Palestina dan pasukan Israel. Intifada Pertama juga melahirkan perubahan politik di Palestina, termasuk munculnya Hamas sebagai kekuatan politik yang signifikan. Hamas Didirikan pada tahun 1987 sebagai gerakan perlawanan terhadap pendudukan Israel dan terus berperan dalam konflik Israel-Palestina hingga saat ini

Perjanjian Oslo dan Otoritas Palestina

Oslo dengan Perjanjiannya, yang ditandatangani pada tahun 1993 antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Merupakan upaya untuk mencapai perdamaian dan penyelesaian konflik antara kedua belah pihak. ini menghasilkan pembentukan Otoritas Palestina (PA) sebagai pemerintahan otonom di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Otoritas Palestina (PA) didirikan sebagai hasil dari Perjanjian Oslo. PA bertanggung jawab atas administrasi dan pemerintahan di wilayah-wilayah yang ditentukan dalam perjanjian tersebut. Otoritas Palestina memiliki wewenang terbatas dalam bidang keamanan, ekonomi, dan pemerintahan di wilayah-wilayah yang dikuasai Israel.

Namun implementasi Perjanjian Oslo dan pembentukan Otoritas Palestina tidak berjalan mulus. Terdapat berbagai pertentangan dan ketegangan yang menghalangi proses perdamaian, termasuk perbedaan pandangan dan perdamaian mengenai perbatasan, pemukiman Israel, keamanan, dan status Yerusalem.

Perjanjian Oslo juga mengalami kegagalan dalam mencapai penyelesaian akhir konflik Israel-Palestina. Meskipun ada harapan bahwa perjanjian ini akan membawa kedamaian dan kedamaian bagi rakyat Palestina, namun hingga saat ini, konflik tersebut masih berlanjut dan belum ada penyelesaian yang memuaskan kedua pihak.

Perpecahan Palestina dan Blokade Gaza

Palestina Merujuk pada perpecahan politik antara dua faksi utama di Palestina, yaitu Fatah dan Hamas. Kemudian Perpecahan ini dimulai setelah pemilihan umum Palestina pada tahun 2006, di mana Hamas memenangkan mayoritas kursi di parlemen Palestina. Hal ini menyebabkan ketegangan antara Fatah yang berkuasa dan Hamas yang mengendalikan Jalur Gaza.

Didalam Blokade Gaza merujuk pada tindakan Israel yang membatasi pergerakan orang dan barang ke dan dari Jalur Gaza sejak tahun 2007. Namun, Blokade ini diberlakukan setelah Hamas mengambil alih kendali di Jalur Gaza. Blokade tersebut berdampak signifikan terhadap kehidupan penduduk Gaza. Termasuk tindakan akses terhadap bahan makanan, obat-obatan, bahan bangunan, dan sumber daya lainnya. Ini juga berdampak pada sektor ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Gaza.

Perpecahan Palestina dan blokade Gaza telah menjadi faktor penting dalam konflik Israel-Palestina. Perpecahan ini memperumit upaya perdamaian dan konflik penyelesaian antara Israel dan Palestina. Sementara itu, blokade Gaza telah menjadi sumber ketegangan dan penderitaan bagi penduduk Gaza.

Serangan Hamas ke Israel Tahun 2023

Pada tanggal 7 Oktober 2023, kelompok militan Palestina yang dipimpin oleh Hamas melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel dari Jalur Gaza. Serangan ini melibatkan invasi dan penyerangan terhadap pemukiman dan militer Israel. Hamas menamakan serangan ini sebagai Operasi Banjir Al-Aqsa. Serangan ini dianggap sebagai konflik langsung pertama di wilayah Israel sejak Perang Arab-Israel tahun 1948. Serangan ini dimulai dengan serangan roket terhadap Israel dan masuknya kendaraan ke wilayah Israel, termasuk serangan terhadap warga sipil dan pangkalan militer Israel. Beberapa pengamat menyebut peristiwa ini sebagai awal Intifadah Palestina yang ketiga storyups.com.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *