Pura Pakualaman – Mengetahui Sejarah Pemerintahan Yogyakarta

Pura Pakualaman merupakan istana yang jadi tempat tinggal bagi para penguasa Praja Pakualaman. Istana ini juga di bangun pertama kalinya oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) di Paku Alam I pada tahun 1812. Walaupun dulunya wilayah Kadipaten Pakualaman ada di daerah Kulon Progo, keberadaan istananya ada di dalam Kota Yogyakarta. Tepatnya yaitu di Jalan Sultan Agung.

Pura-Pakualaman-Mengetahui-Sejarah-Pemerintahan-Yogyakarta

Cerita’Yoo Antara tahun 1813 sampai 1945, Pura Pakualaman di pakai sebagai tempat tinggal adipati Kadipaten Pakualaman juga pusat pemerintahannya. Di masa pendudukan Jepang, fungsinya kemudian di tambah untuk latihan bela diri serta kesenian Jawa. Kini, bangunan Pura Pakualaman di pakai sebagai rumah tinggal bagi Paku Alam serta keluarganya. Sementara beberapa bangunan lain di pakai sebagai kantor-kantor pemerintah maupun sebagai objek wisata budaya yang ada di Yogyakarta.

Sejarah Berdirinya Pura Pakualaman

Sejarah Pura Pakualaman awalnya ketika Pangeran Notokusumo yaitu putra Sultan Hamengkubuwono I, di angkat menjadi pangeran merdeka dari pemerintah Britania Raya. Usai pengangkatannya pada tahun 1812, Pangeran Notokusumo kemudian di berikan gelar Paku Alam I dan segera bangun istananya. Pura Pakualaman di bangun di Jalan Sultan Agung dan tidak jauh dari Keraton Yogyakarta. Mulanya, bentuk bangunannya sangatlah sederhana yaitu terdiri dari taman bagian luar, pendopo serta bangunan penunjang.

Baca Juga : Museum Sandi – Sejarah Museum Kriptologi Di Indonesia

Di masa pemerintahan Paku Alam IV, telah di lakukan pembangunan Pendopo Sewatama serta bangunan lain yang rusak karena gempa bumi. Lalu saat Paku Alam V pegang kekuasaan, maka di lakukan pembangunan Sewarengga. Perubahan juga di lakukan oleh Paku Alam VII, yaitu dengan mendirikan gedung baru dan membongkar bangunan lama. Oleh karena itu, arsitekturnya mulai alami banyak sekali perubahan. Di masa pendudukan Jepang (1942 sampai 1945), Pura Pakualaman tidak pernah mengalami perubahan. Lalu pada tahun 1974, di lakukan pemugaran bangunan Parangkarsa dari Proyek Sasana Budaya.

Kompleks Bangunan

Pura-Pakualaman-Ketahui-Sejarah-Pemerintahan-Yogyakarta

Konsep kawasan Pura Pakualaman tersebut tidak jauh berbeda dari Kasultanan Yogyakarta, namun tentunya dalam skala yang lebih kecil. Secara keseluruhan, bangunan dari Pura Pakualaman terbagi jadi dua halaman utama. Di mana, pada halaman pertama yaitu terdiri dari Pendopo Sewatama, bangunan sayap barat (perpustakaan serta paseban abdi dalem). Kemudian taman dan juga bangunan sayap timur (museum serta radio swasta Suara Istana).

Pada teras pendopo terpajang seperangkat gamelan, sedangkan di bagian dalamnya ada sejumlah banguan yang memiliki fungsi sebagai ruang tamu. Juga tempat upacara serta tempat bercengkrama untuk Paku Alam dan juga keluarganya. Sebagian besar bangunan yang ada pada halaman pertama ini tentunya bisa di kunjungi oleh masyarakat umum yaitu pada hari-hari tertentu. Selain itu, pada halaman pertama juga ada Bangsal Parangkarsa, yang di pakai sebagai tempat untuk menginap para tamu. Sementara di halaman kedua, terdiri dari bangunan Dalem Ageng Probosuyoso juga Bangsal Sewarangga serta Gandek Kulon storyups.com.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *