Kisah Pesut Mahakam Cerita Rakyat Kalimantan Timur
Kisah Pesut Mahakam merupakan cerita rakyat dari provinsi Kalimantan Timur dengan latar Sungai Mahakam, sungai terpanjang kedua di Indonesia.
Di dalam sungai yang menopang kehidupan Suku Bugis, Banjar, dan Dayak ini hidup setidaknya 174 spesies ikan. Salah satu yang paling istimewa yakni pesut mahakam, mamalia menyerupai lumba-lumba yang sudah terancam punah. Sisanya diperkirakan tinggal 80 ekor saja karena sering terperangkap di jaring ikan warga.
Menurut kepercayaan warga sekitar, pesut yang berwajah bulat dan berbadan ramping ini adalah jelmaan anak manusia yang dikisahkan dalam Kisah Pesut Mahakam. Cerita rakyat yang juga menginspirasi film pendek berjudul Duduk Sorangan oleh sutradara asal Tenggarong, Kalimantan Timur
Dalam kisah Pesut Mahakam terdapat sejumlah tokoh utama. Ada sepasang saudara yang masih berusia muda. Mereka menjadi korban penelantaran ayahnya sejak ibu mereka meninggal dunia. Sang ayah sendiri dicerminkan sebagai sosok yang cenderung terbawa perasaan dan suasana. Karakter lain, ibu tiri yang tidak diketahui asal-usulnya namun berhasil membuat ayah jatuh cinta. Sayangnya, ibu tiri justru menyiksa anak-anak dan menghasut ayah meninggalkan mereka.
Ditinggal Oleh Sang Ibu
Alkisah di sebuah desa di sekitar Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, hidup sepasang suami istri yang begitu mencintai satu sama lain. Keduanya dikaruniai seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Mereka hidup bahagia dan harmonis hingga sang Ibu terkena penyakit. Meski telah berusaha mengobati sebisa mungkin, kondisi Ibu tak kunjung membaik dan akhirnya meninggal dunia.
Kepergian Ibu menjadi pukulan besar bagi keluarga, terutama Ayah yang sangat mencintainya. Sepeninggal Ibu, Ayah banyak menghabiskan waktu dengan menangis dan melamun. Ia tak peduli lagi pada persediaan kayu bakar yang semakin menipis, ladang yang mengering, bahkan anak-anaknya. Bukan hanya rumah yang tak terurus, namun juga diri mereka sendiri. Ayah terlihat lusuh, anak-anak pun semakin kurus.
Ayah Menikahi Sang Penari
Di awal musim panen, penduduk desa mengadakan pesta perayaan untuk mensyukuri hasil yang mereka dapatkan. Teman-teman Ayah berusaha menghibur dan mengajaknya ke pertunjukan kesenian di mana ia melihat seorang penari yang menarik hatinya.
Paras cantik dan keindahan tariannya membuat Ayah terus kembali untuk menonton pertunjukan Sang Penari setiap malam. Untuk menarik perhatian Sang Penari, Ayah pun berusaha tampil lebih gagah, mengenakan pakaian terbaiknya, dan merapikan diri.
Akhirnya pada hari ketujuh, Ayah memberanikan diri untuk mengajak Sang Penari mengobrol. Hubungan mereka terus berlanjut karena ternyata Sang Penari juga tertarik padanya. Ayah pun jatuh hati kepada Sang Penari tanpa peduli tentang latar belakangnya yang tak ia ketahui.
Tak lama kemudian, Ayah dan Sang Penari pun menikah. Setelah menikah, Ayah seperti menemukan semangat baru. Ia merasa keluarganya kembali lengkap dan menjadi rajin bekerja agar bisa menyenangkan istri barunya. Cerita yoo
Kejahatan Sang Penari Sebagai Ibu Tiri
Tanpa diketahui Ayah, Ibu tiri justru menunjukkan sikap yang sangat berbeda setelah menikah. Setiap Ayah pergi ke hutan atau ladang, Ibu memberi tugas rumah yang berat pada anak-anak. Awalnya sekadar mencuci piring atau menyapu lantai, namun lama-kelamaan seluruh tugas rumah harus dikerjakan anak-anak. Tapi saat Ayah pulang, Ibu tiri akan berkata kalau sepanjang hari anak-anak hanya bermalas-malasan dan tak mau membantunya.
Karena sangat mencintai istri barunya, Ayah percaya sepenuhnya pada Ibu tiri dan menegur anak-anak. Bahkan, Ayah setuju saat Ibu tiri ingin menghukum anak-anak dengan memberikan makanan sisa agar mereka bisa lebih menghargainya.
Semakin lama, tugas yang diberikan Ibu tiri semakin tak masuk akal. Ibu tiri meminta anak-anak mencari kayu bakar ke hutan, sebuah pekerjaan berat yang biasanya hanya dilakukan oleh lelaki dewasa. Mereka diminta pergi tanpa makan terlebih dahulu, dan tak diizinkan pulang sebelum mendapat kayu satu keranjang penuh. Meski berhasil melakukan tugas ini, sesampainya di rumah anak-anak tetap hanya diberikan makanan sisa.
Esoknya, Ibu tiri kembali meminta anak-anak mencari kayu bakar. Kali ini harus dua kali lipat banyaknya! Lagi-lagi, mereka tak diizinkan makan terlebih dahulu, juga tak boleh pulang jika belum berhasil mengumpulkan kayu bakar. Saat malam tiba, keduanya baru berhasil mengumpulkan satu keranjang kayu bakar. Tahu akan dimarahi jika pulang sebelum berhasil, anak-anak pun memutuskan untuk bermalam di hutan dengan perut kelaparan.
Di pagi hari, anak-anak segera bangun untuk mencari satu keranjang lagi kayu bakar agar bisa segera makan di rumah. Hari semakin siang, keduanya pun merasa semakin lapar sehingga akhirnya jatuh pingsan. Saat sadar, anak-anak sudah berada di bawah pohon rindang di area yang penuh dengan buah-buahan. Tanpa berpikir panjang, anak-anak langsung makan hingga kekenyangan. Setelahnya, anak-anak lanjut menyelesaikan tugas mencari kayu bakar lalu segera pulang.
Baca Juga : Rawa Pening Cerita Legenda Dari Masyarakat Jawa Tengah
Anak-Anak Ditinggal Ayah dan Ibu Tiri
Sesampainya di rumah, anak-anak terkejut melihat rumah yang kosong. Bukan hanya orang tua mereka yang menghilang, tapi juga hampir semua barang di dalamnya. Ternyata selama mencari kayu, Ayah dan Ibu pindah dari rumah itu. Karena panik dan tak tahu harus berbuat apa, anak-anak hanya bisa menangis. Setelah lebih tenang, anak-anak memutuskan untuk menjual semua kayu bakar yang tersisa pada tetangga agar bisa mendapat bekal mencari orang tuanya.
Deskripsi Pesut Mahakam
Pesut Mahakam memiliki penampilan yang memukau dengan warna tubuh yang belang-belang. Dia memiliki sirip punggung besar dan moncong panjang yang memudahkan dia berenang dalam sungai. Pesut Mahakam juga memiliki gigi yang tajam dan kuat. Dia adalah salah satu lumba-lumba air tawar terbesar di dunia dengan panjang mencapai 3 meter. Penampilannya yang mengesankan membuat orang terpesona dan takjub.
Kehidupan Pesut Mahakam
Pesut Mahakam hidup dalam kelompok atau kawanan yang terdiri dari beberapa individu. Mereka adalah makhluk sosial yang sangat cerdas dan memiliki kecerdikan yang luar biasa. Pesut Mahakam menghabiskan sebagian besar waktunya bermain, mencari makanan, dan berkomunikasi. Mereka adalah predator yang ahli dalam berburu ikan dan krustasea di air tawar.
Ancaman keberadaan Pesut Mahakam
Pesut Mahakam menghadapi berbagai ancaman yang mengancam kelangsungan hidupnya. Perusakan habitat, polusi air, perburuan ilegal, dan perangkap pancing adalah beberapa faktor yang mengakibatkan penurunan populasi Pesut Mahakam. Krisis ini memberi peringatan bahwa tindakan segera diperlukan untuk melindungi dan memulihkan ekosistem Pesut Mahakam.
Upaya konservasi Pesut Mahakam
Sejumlah organisasi dan lembaga telah melakukan berbagai upaya untuk melestarikan Pesut Mahakam. Program penelitian, pemantauan, dan pendidikan telah diluncurkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi dan memulihkan populasi Pesut Mahakam. Kolaborasi dengan pemerintah, komunitas lokal, dan pihak-pihak terkait juga menjadi kunci utama dalam upaya konservasi. storyups.com
One Comment