Sejarah Keraton Yogyakarta, Bangunan Tua Bernilai Historial
Keraton Yogyakarta – yang kaya akan sejarahnya. Dari pendiriannya hingga saat ini, keraton ini memiliki peran penting dalam sejarah dan budaya kota.
Keraton Yogyakarta didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tanggal 13 Maret 1755 setelah terjadinya Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Perjanjian ini mengakibatkan terbaginya Kesultanan Mataram menjadi dua kekuasaan, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta yang diberikan kepada Sri Sultan Hamengkubuwono I dan Kasunanan Surakarta yang diberikan kepada Pakubuwono III.
Pembangunan Keraton Yogyakarta dimulai pada tanggal 9 Oktober 1755 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I. Keraton ini dibangun di atas tanah yang dipilih dengan cermat, yaitu di antara dua sungai yang melindungi dari banjir. Konsep tata ruang keraton mengandung filosofi yang sarat akan makna, dan kawasan keraton perlu dilestarikan keasliannya karena merupakan warisan budaya yang sangat bernilai.
Keraton Yogyakarta memiliki peran penting sebagai pusat kebudayaan dan pusat pemerintahan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Selain itu, keraton ini juga menjadi simbol keistimewaan Yogyakarta dan menjadi daya tarik wisata yang populer di kota tersebut.
Sejarah Keraton Yogyakarta
-
Pendirian: Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1755 setelah terbaginya Kerajaan Mataram Islam menjadi dua melalui Perjanjian Giyanti. Perjanjian ini mengakui pembentukan Kesultanan Yogyakarta di bawah pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I.
-
Fungsi: Keraton Yogyakarta berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan keluarganya, serta sebagai pusat kegiatan budaya Jawa. Hingga saat ini, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang menjalankan tradisi kesultanan.
-
Arsitektur: Arsitektur keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik, dengan balairung-balairung mewah, lapangan, dan paviliun yang luas. Bangunan keraton ini juga terpengaruh oleh model Eropa (Portugis, Belanda) dan China.
-
Peran dalam Sejarah: Keraton Yogyakarta memiliki peran penting dalam sejarah Jawa. Pada masa penjajahan Belanda, keraton ini menjadi pusat perlawanan terhadap penjajah. Selain itu, keraton juga menjadi tempat penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, di mana Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjadi salah satu tokoh yang berperan aktif dalam perumusan kemerdekaan.
-
Keberlanjutan Tradisi: Keraton Yogyakarta hingga saat ini masih menjalankan tradisi kesultanan, termasuk upacara adat, tarian, dan musik tradisional Jawa. Hal ini menjadikan keraton sebagai pusat kegiatan budaya yang penting di Yogyakarta.
Keraton Yogyakarta memiliki latar belakang sejarah yang kaya dan menjadi simbol keberlanjutan tradisi kesultanan. Kompleks keraton ini juga menjadi objek wisata yang populer di Kota Yogyakarta.
Peran Keraton Yogyakarta dalam Sejarah Jawa
Keraton Yogyakarta memiliki peran penting dalam sejarah Jawa. Berikut adalah beberapa poin yang dapat diambil dari sumber-sumber terkait:
-
Pusat Kebudayaan: Keraton Yogyakarta menjadi pusat kegiatan budaya Jawa yang kaya. Di dalam keraton, terdapat berbagai upacara adat, tarian, dan musik tradisional Jawa yang dijalankan secara teratur. Keraton juga menjadi tempat penting dalam melestarikan tradisi keagamaan Jawa.
-
Pusat Pemerintahan: Keraton Yogyakarta juga memiliki peran sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Yogyakarta. Sultan Yogyakarta memiliki peran sebagai pemimpin spiritual dan politik bagi masyarakat Jawa. Keputusan-keputusan penting terkait dengan pemerintahan dan kehidupan masyarakat Jawa sering kali diambil di keraton.
-
Pusat Pendidikan: Keraton Yogyakarta juga berperan sebagai pusat pendidikan tradisional. Di dalam keraton, terdapat lembaga pendidikan seperti Widyo Budoyo yang bertujuan untuk melestarikan warisan budaya Islam Jawa. Lembaga ini berperan dalam mempertahankan dan mengajarkan nilai-nilai budaya Jawa kepada generasi muda.
-
Pusat Pelestarian Budaya: Keraton Yogyakarta memiliki peran penting dalam pelestarian budaya Jawa. Melalui berbagai upacara adat, tarian, dan musik tradisional yang dijalankan di keraton, tradisi dan budaya Jawa terus dilestarikan dan dijaga agar tetap hidup dan berkembang.
Peran Keraton Yogyakarta dalam sejarah Jawa mencerminkan pentingnya keraton sebagai pusat kebudayaan, pemerintahan, pendidikan, dan pelestarian budaya. Keraton Yogyakarta menjadi simbol keberlanjutan tradisi dan warisan budaya Jawa yang kaya.
Peninggal Keraton Yogyakarta dalam Budaya
Peninggalan keraton Yogyakarta dalam budaya dapat ditemukan di Keraton Kasepuhan Cirebon dan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Keraton Kasepuhan Cirebon terletak di Kota Cirebon, Jawa Barat, dan terdiri dari dua kompleks bangunan yang dibangun pada waktu yang berbeda.
Kompleks Dalem Agung Pakungwati didirikan pada tahun 1430 oleh Pangeran Cakrabuana, sedangkan kompleks Keraton Pakungwati didirikan oleh Pangeran Mas Zainul Arifin pada tahun 1529.
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat didirikan pada tahun 1744 oleh Raja Mataram Islam saat itu, Susuhan Pakubuwono II. Keraton ini berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan budaya di Surakarta.
Peninggalan keraton ini merupakan bagian penting dari budaya Jawa dan menjadi objek wisata yang menarik bagi pengunjung yang ingin mengenal lebih dekat sejarah dan kebudayaan Jawa.
Baca Juga: Sejarah Kampung Naga, Perkampungan Tradisional Sunda
Tradisi Keraton Yogyakarta
Menurut Ceritayoo ada beberapa tradisi Keraton Yogyakarta yang masih dilestarikan hingga kini meliputi:
-
Grebeg Syawal: Tradisi Grebeg Syawal merupakan tradisi syawalan yang berasal dari peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono I dan telah dilaksanakan sejak tahun 1725. Dalam tradisi ini, masyarakat dapat melihat iring-iringan prajurit keraton Yogyakarta yang mengiring lima gunungan berisi beraneka ragam hasil panen dan nantinya akan diantarkan ke tiga lokasi perayaan grebeg syawalan.
-
Malem Selikuran: Malam Selikuran adalah sebuah tradisi yang dilakukan di sepuluh terakhir bulan Ramadhan untuk menyambut datangnya malam Lailatul Qadar. Tradisi ini dipercaya berawal dari dakwah Wali Songo dan hingga kini masih dilestarikan di lingkungan Kesultanan Yogyakarta.
-
Mubeng Beteng: Tradisi Mubeng Beteng merupakan salah satu dari sejumlah tradisi menyambut tahun baru Islam di Indonesia. Tradisi turun temurun ini dilaksanakan dengan tirakat lampah ratri, atau munajat kepada Tuhan YME dengan berjalan mengikuti lintasan tertentu, seperti mengelilingi Keraton Yogyakarta.
-
Upacara Labuhan: Labuhan adalah salah satu upacara adat yang dilakukan oleh Raja-raja di Keraton Yogyakarta. Upacara adat ini bertujuan untuk memohonkan keselamatan Kanjeng Sri Sultan, Keraton Yogyakarta, dan rakyat Yogyakarta.
-
Tradisi Perkawinan Jawa: Tradisi perkawinan Jawa menjadi salah satu upacara tradisi yang hingga kini masih banyak dilestarikan oleh masyarakat Jawa pada umumnya. Fase perkawinan mengenal tiga tahapan besar, yaitu tahap pra-nikah, tahap pernikahan, dan tahap paska-nikah.
Peninggalan tradisi-tradisi ini merupakan bagian penting dari kebudayaan dan warisan budaya Jawa yang masih dijaga dan dilestarikan hingga kini.
Keistimewaan Keraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta memiliki beberapa keistimewaan yang membuatnya menjadi simbol budaya dan identitas Yogyakarta. Berikut adalah beberapa keistimewaan Keraton Yogyakarta:
-
Pusat Kebudayaan: Keraton Yogyakarta merupakan pusat kegiatan budaya Jawa yang kaya dan mendalam. Di sini, pengunjung dapat menyaksikan pertunjukan seni tradisional Jawa, seperti tari-tarian, wayang kulit, dan gamelan. Kesenian tradisional ini diwariskan dari generasi ke generasi dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan budaya di Keraton Yogyakarta 1.
-
Perpustakaan: Keraton Yogyakarta juga memiliki perpustakaan yang berisi koleksi buku dan naskah-naskah langka. Perpustakaan ini mengandung pengetahuan dan kearifan masa lalu, dan dijaga dengan cermat oleh pihak keraton. Pengunjung dapat menjelajahi perpustakaan ini untuk memahami lebih dalam sejarah dan kebudayaan Jawa 1.
-
Tempat Suci: Keraton Yogyakarta memiliki ruang harga yang merupakan tempat suci di dalamnya, tempat para raja-raja Yogyakarta dimakamkan. Pengunjung dapat mengunjungi ruangan ini untuk merenung dan berdoa di hadapan makam-makam raja yang dihormati 1.
-
Simbol Keistimewaan: Keraton Yogyakarta menjadi simbol keistimewaan yang dimiliki oleh kota Yogyakarta. Keberadaan keraton ini mencerminkan sejarah dan kekayaan budaya Jawa yang masih dijaga dan dilestarikan hingga kini 2.
-
Pusat Pemerintahan: Selain sebagai pusat kebudayaan, Keraton Yogyakarta juga memiliki peran sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Yogyakarta. Raja Yogyakarta memiliki peran sebagai pemimpin spiritual dan politik bagi masyarakat Jawa. Keputusan-keputusan penting terkait dengan pemerintahan dan kehidupan masyarakat Jawa sering kali diambil di keraton 3.
Sejarah Yogyakarta ini terletak pada peranannya sebagai pusat kebudayaan, perpustakaan yang berisi pengetahuan dan kearifan masa lalu, tempat suci, simbol keistimewaan Yogyakarta, dan pusat pemerintahan. Keraton Yogyakarta menjadi salah satu ikon budaya yang penting dan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat sejarah dan kebudayaan Jawa.
Pelestarian Keraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta memiliki berbagai upaya dalam pelestarian budaya. Beberapa langkah yang diambil untuk melestarikan warisan budaya di Keraton Yogyakarta antara lain:
-
Pembangunan dan Pemeliharaan: Keraton Yogyakarta terus melakukan pembangunan dan pemeliharaan terhadap bangunan dan kompleks keraton. Hal ini dilakukan untuk menjaga keaslian dan keberlanjutan keraton sebagai pusat kebudayaan dan pusat pemerintahan.
-
Pengelolaan Perpustakaan: Keraton Yogyakarta memiliki perpustakaan yang menyimpan koleksi buku dan naskah kuno. Perpustakaan ini dijaga dengan baik dan dilakukan upaya digitalisasi untuk memudahkan akses dan pelestarian naskah-naskah bersejarah.
-
Pengembangan Pendidikan: Keraton Yogyakarta juga terlibat dalam pengembangan pendidikan dan pelatihan dalam bidang kebudayaan Jawa. Salah satu lembaga yang terlibat adalah Lembaga Widyo Budoyo, yang bertujuan untuk melestarikan warisan budaya Islam Jawa dan menyebarkan nilai-nilai kebudayaan kepada generasi muda.
-
Upacara Adat dan Tradisi: Keraton Yogyakarta secara rutin mengadakan upacara adat dan tradisi, seperti Grebeg Syawal dan Malam Selikuran. Upacara ini tidak hanya sebagai bentuk perayaan, tetapi juga sebagai upaya pelestarian dan pengenalan budaya Jawa kepada masyarakat.
-
Kerjasama dengan Institusi: Keraton Yogyakarta menjalin kerjasama dengan berbagai institusi, seperti universitas dan lembaga kebudayaan, untuk melakukan penelitian, pengembangan, dan pelestarian budaya. Misalnya, kerjasama dengan Fakultas Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam pengelolaan media sosial untuk pelestarian budaya.
Keraton Yogyakarta berperan aktif dalam pelestarian budaya Jawa dan menjaga keberlanjutan warisan budaya yang dimiliki. Upaya ini penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai budaya Jawa tetap hidup dan diteruskan kepada generasi mendatang storyups.com.
One Comment