Museum Asia Afrika – Mengenal Wisata Bersejarah Di Bandung
Museum Asia Afrika merupakan salah satu destinasi wisata bersejarah yang berada di Bandung dan cukup terkenal. Arsitekturnya yang megah serta koleksinya yang menarik, membuat museum ini dapat di jadikan sebagai tempat untuk memperoleh wawasan. Seperti, perjuangan serta kerjasama antar negara-negara di Asia dan juga Afrika dalam memperjuangkan kemerdekaan dan juga perdamaian. Koleksi museum terdiri dari foto-foto langka, juga benda-benda bersejarah, serta relik tentang konferensi tersebut.
Tidak hanya itu, museum ini juga mempunyai ruang pameran yang interaktif sehingga anda dapat memahami perjalanan panjang menuju ke kemerdekaan. Museum Asia Afrika juga tidak hanya memberikan fakta-fakta sejarah, namun juga memotret semangat kerjasama serta perdamaian yang masih relevan sampai kini. Oleh karena itu, sebelum berkunjung ayo simak lebih dahulu sejarah Museum Asia Afrika yang sudah Cerita’Yoo sediakan berikut ini.
Sejarah Museum Asia Afrika
Museum Asia Afrika di sebut juga dengan Museum Konferensi Asia Afrika. Selain juga, museum ini di bangun dengan tujuan untuk memberi penghormatan terhadap Konferensi Asia-Afrika. Yang mana di adakan di Bandung pada tahun 1955. Ketika konferensi ini berlangsung, Indonesia yang menjadi tuan rumah dan baru berusia sepuluh tahun. Konferensi ini menghasilkan Dasasila Bandung yang lalu jadi pedoman bagi bangsa-bangsa terjajah di dunia.
Baca Juga : Museum Geologi – Wisata Sambil Belajar Sejarah Museum
Kesuksesan dari konferensi ini tidak hanya di lihat pada masa itu saja. Namun semangat Konferensi Asia Afrika jadi salah satu faktor paling penting yang menentukan jalannya sejarah dunia. Sehingga, kesuksesan penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika tidaklah merupakan pencapaian biasa untuk Indonesia, namun juga adalah suatu prestasi.
Usai Konferensi Asia-Afrika berakhir, ada banyak negara di Asia serta Afrika yang mulai mempertanyakan nasib dari Gedung Merdeka dan Bandung. Salah satu tokoh yang paling sering mendapati pertanyaan serta saran tentang Gedung Merdeka. Yang mana dari para delegasi Konferensi Asia-Afrika yaitu Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja. Kala itu, dia sedang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia.
Sehingga, pada tahun 1980, dalam rangka memperingati 25 Tahun Konferensi Asia-Afrika. Prof. Mochtar kemudian mengusulkan untuk mengubah Gedung Merdeka jadi sebuah museum. Ide tersebut lalu di terima dengan sangat baik oleh berbagai pihak, termasuk juga Presiden Indonesia kala itu yang adalah Soeharto.
Pada tanggal 24 April 1980, Gedung Merdeka secara resmi di jadikan sebagai Museum Konferensi Asia-Afrika. Proses persetujuan tersebut di lakukan oleh Presiden Soeharto pada perayaan puncak Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia-Afrika storyups.com.